Pohon malaka/kemloko/ asam malaka (Phyllanthus emblica) ini adalah salah satu pohon yang disucikan menurut agama Hindu. Berasal dari India dan Nepal.Pada masa lalu, pohon malaka banyak ditanam di Jawa, dan kini sebagian meliar di hutan-hutan dataran rendah yang kering.
Dalam bahasa Jawa disebut mloko atau kemloko. Kemungkinan nama ini berasal dari bahasa Sanskerta amalaka, yang kemudian diadopsi oleh berbagai bahasa lain. Nama dalam penyebutan bahasa daerah lain di antaranya melaka (Mal.), amla, amlaki, ammalaki, amala, nillika, nellikya, nellikai dan aneka lainnya di pelbagai bahasa di seputar anak benua India. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Indian gooseberry. Nama-nama daerah di Indonesia antara lain balaka, balangka (Minangkabau), mlakah (Madura), dan karsinta (Flores).
Para pakar di Malaysia menduga bahwa nama pohon inilah yang menjadi asal usul nama Kota Melaka, yang belakangan lalu diambil menjadi nama selat,yaitu Selat Malaka.Pohon malaka mirip dengan pohon cerme, hanya saja lebih besar dan dapat mencapai 18 m tingginya. Berbatang bengkang-bengkok, dengan tajuk terbuka.
Daun tunggal, kecil-kecil memanjang, terletak berseling pada ranting yang kecil ramping; secara keseluruhan mirip susunan daun majemuk menyirip. Sepasang daun penumpu yang kecil, meruncing, coklat kemerahan, mengapit tangkai daun yang pendek. Pada waktu-waktu tertentu, pohon malaka menggugurkan daunnya.
Buah malaka pun juga mirip buah cerme, namun lebih bulat dan kurang berusuk. Berwarna kuning, kuning kehijauan atau kecoklatan, dengan 6 buah rusuk membelimbing. Rasanya masam agak getir (pengar, agak pahit). Di tengahnya terdapat sebutir inti yang keras, yang terbagi atas tiga ruang masing-masing berisi 1-2 biji.
Aneka bagian tumbuhan, termasuk pepagan, akar, daun, bunga, buah, dan biji digunakan dalam pengobatan tradisional. Buah ini mengandung banyak vitamin C yang berperan aktif sebagai antioksidan, pektin dan juga asam amino yang mampu mencegah serta menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan juga bermanfaat untuk kesehatan kulit. Selain itu, kandungan tersebut juga dapat mencegah sumbatan dan tumpukan lemak pada pembuluh darah dan arteri yang dapat memicu tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan bahkan stroke. Ekstrak buah malaka digunakan sebagai bahan pewarna tradisional.
Dalam bahasa Jawa disebut mloko atau kemloko. Kemungkinan nama ini berasal dari bahasa Sanskerta amalaka, yang kemudian diadopsi oleh berbagai bahasa lain. Nama dalam penyebutan bahasa daerah lain di antaranya melaka (Mal.), amla, amlaki, ammalaki, amala, nillika, nellikya, nellikai dan aneka lainnya di pelbagai bahasa di seputar anak benua India. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Indian gooseberry. Nama-nama daerah di Indonesia antara lain balaka, balangka (Minangkabau), mlakah (Madura), dan karsinta (Flores).
Para pakar di Malaysia menduga bahwa nama pohon inilah yang menjadi asal usul nama Kota Melaka, yang belakangan lalu diambil menjadi nama selat,yaitu Selat Malaka.Pohon malaka mirip dengan pohon cerme, hanya saja lebih besar dan dapat mencapai 18 m tingginya. Berbatang bengkang-bengkok, dengan tajuk terbuka.
Daun tunggal, kecil-kecil memanjang, terletak berseling pada ranting yang kecil ramping; secara keseluruhan mirip susunan daun majemuk menyirip. Sepasang daun penumpu yang kecil, meruncing, coklat kemerahan, mengapit tangkai daun yang pendek. Pada waktu-waktu tertentu, pohon malaka menggugurkan daunnya.
Buah malaka pun juga mirip buah cerme, namun lebih bulat dan kurang berusuk. Berwarna kuning, kuning kehijauan atau kecoklatan, dengan 6 buah rusuk membelimbing. Rasanya masam agak getir (pengar, agak pahit). Di tengahnya terdapat sebutir inti yang keras, yang terbagi atas tiga ruang masing-masing berisi 1-2 biji.
Aneka bagian tumbuhan, termasuk pepagan, akar, daun, bunga, buah, dan biji digunakan dalam pengobatan tradisional. Buah ini mengandung banyak vitamin C yang berperan aktif sebagai antioksidan, pektin dan juga asam amino yang mampu mencegah serta menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan juga bermanfaat untuk kesehatan kulit. Selain itu, kandungan tersebut juga dapat mencegah sumbatan dan tumpukan lemak pada pembuluh darah dan arteri yang dapat memicu tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan bahkan stroke. Ekstrak buah malaka digunakan sebagai bahan pewarna tradisional.