Kemuning (Murraya paniculata) adalah tumbuhan dari famili Rutaceae
M. paniculata. Kemuning (Murraya paniculata) atau nama sinonimnya Murraya exotica L.; Murraya banati Elm; Chalas paniculata, merupakan tumbuhan tropis yang dapat mencapai tinggi 8 meter dan berbunga sepanjang tahun,memiliki karakter batang berwarna keputihan,kulit batang berkerak sehingga mengesankan pohon tua, kaya perantingan dan mudah berbunga. Bunga pohon kemuning berwarna putih bersih dan harum baunya.
Daunnya majemuk bersirip ganjil dengan jumlah anak daun antara 3-9 helai dan letaknya berseling. Helaian daun bertangkai berbentuk telur, sungsang, ujung pangkal runcing, serta tepi rata atau sedikit bergerigi. Panjang daun sekitar 2-7 cm dan lebar antara 1-3 cm. Permukaan daun licin, mengilap, dan berwarna hijau.sering digunakan sebagai tumbuhan hias atau tumbuhan pagar.Buahnya akan berwarna merah sampai oranye jika sudah matang.
Secara tradisional, masyarakat Filipina dan Indonesia menggunakan daun kemuning untuk obat diare dan disentriSecara geografis, tumbuhan kemuning berasal dari daratan India, Asia Selatan (Iskandar, 2005). Kemuning adalah tanaman perdu dengan tinggi mencapai 8 meter. Tempat tumbuhnya dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Selain tumbuh liar di semak belukar, tumbuhan ini juga ditanam sebagai tanaman hias.
Selain dari pada itu,jenis tanaman ini juga bisa dijadikan sebagai bahan bonsai,umumnya jenis Kemuning Jepang dan Kemuning Micro yang digunakan sebagai bonsai karena ukuran daunnya yang lebih kecil daripada kemuning lokal yang di Pulau Jawa disebut sebagai Pohon Jenar.Berikut ini perbedaan daun antara Kemuning Lokal,Kemuning Jepang dan Kemuning Micro.
Dari foto diatas sudah jelas perbandingan ukuran daunnya,kemuning lokal (1),kemuning jepang (2),kemuning micro (3)..Karena kemuning lokal daunnya lebih besar dan lebih tipis,ada beberapa pebonsai yang mengokulasinya (menyambung) dengan kemuning jepang maupun kemuning micro.
Daunnya majemuk bersirip ganjil dengan jumlah anak daun antara 3-9 helai dan letaknya berseling. Helaian daun bertangkai berbentuk telur, sungsang, ujung pangkal runcing, serta tepi rata atau sedikit bergerigi. Panjang daun sekitar 2-7 cm dan lebar antara 1-3 cm. Permukaan daun licin, mengilap, dan berwarna hijau.sering digunakan sebagai tumbuhan hias atau tumbuhan pagar.Buahnya akan berwarna merah sampai oranye jika sudah matang.
Secara tradisional, masyarakat Filipina dan Indonesia menggunakan daun kemuning untuk obat diare dan disentriSecara geografis, tumbuhan kemuning berasal dari daratan India, Asia Selatan (Iskandar, 2005). Kemuning adalah tanaman perdu dengan tinggi mencapai 8 meter. Tempat tumbuhnya dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Selain tumbuh liar di semak belukar, tumbuhan ini juga ditanam sebagai tanaman hias.
Selain dari pada itu,jenis tanaman ini juga bisa dijadikan sebagai bahan bonsai,umumnya jenis Kemuning Jepang dan Kemuning Micro yang digunakan sebagai bonsai karena ukuran daunnya yang lebih kecil daripada kemuning lokal yang di Pulau Jawa disebut sebagai Pohon Jenar.Berikut ini perbedaan daun antara Kemuning Lokal,Kemuning Jepang dan Kemuning Micro.
Dari foto diatas sudah jelas perbandingan ukuran daunnya,kemuning lokal (1),kemuning jepang (2),kemuning micro (3)..Karena kemuning lokal daunnya lebih besar dan lebih tipis,ada beberapa pebonsai yang mengokulasinya (menyambung) dengan kemuning jepang maupun kemuning micro.