Pilang atau kabesak adalah sejenis pohon dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan) penghuni savana dan hutan musim di daerah kering.Semak atau pohon berduri (acacia, dari akis (Gr.): duri), tinggi hingga 35m dan gemang mencapai 100cm. Berbatang kekar, dengan beberapa cabang berdiameter besar; di tempat terbuka pilang membentuk tajuk lebar rindang serupa payung.
Pepagan berwarna putih atau abu-abu kekuningan (leucophloea/pepagan putih), halus, mengelupas dalam helaian panjang; di bagian bawah batang yang tua berubah menjadi kasar, menyerpih dan kehitaman. Ranting-ranting penuh dengan duri-duri yang tajam, panjang hingga 2,5 cm berwarna coklat gelap atau hitam, tapi ada juga yang agak putih tapi jarang. Daun-daun majemuk menyirip berganda, dengan poros 3,5—8,5 cm dan 4—13 pasang sirip. Anak-anak daun 6—30 pasang pada tiap-tiap sirip, seperti garis.
Bunga tersusun dalam bongkol yang hampir bulat, lk. 1 cm diameternya, putih kekuningan; bongkol-bongkol itu selanjutnya berkumpul dalam malai besar di ujung ranting, hingga 30 cm panjangnya. Buahnya polong bentuk garis, lurus atau sedikit lengkung berwarna coklat gelap, mengayu, tidak memecah, berisi 5—12(—20) bijinya pipih berwarna coklat keabu-abuan.
Sebutan lain untuk pohon ini di antaranya adalah: opilan, pélang (Md.); pélang (Bali); kai bèsak, ai bèsak (Rote); dan kabèsa’ (Timor).Pohon ini biasa tumbuh pada tanah-tanah berpasir, tanah berbatu yang tidak subur, tanah kapur, tanah liat organik dan daerah-daerah endapan.
Pilang tumbuh lambat; di tanah yang subur semainya tumbuh hingga 0,6 m pertahun, akan tetapi dengan pengairan pohon ini dapat mencapai tinggi 7–10 m dalam 5-6 tahun. Semai pilang tidak tahan terhadap kompetisi dengan gulma, kebakaran dan pembekuan oleh suhu dingin; akan tetapi jika berhasil tumbuh baik, pilang sangat tahan terhadap gangguan-gangguan itu dan juga kekeringan.
Pilang dapat diperbanyak dengan biji atau cabutan. Biji-biji memerlukan perlakuan pendahuluan sebelum ditanam,yaitu dengan direndam air panas dan dibiarkan selama 24 jam, atau direndam asam sulfat 10-30 menit dilanjutkan dengan air dingin selama 24 jam.Pilang menyebar secara alami di wilayah-wilayah kering India, Srilanka, Bangladesh, Burma dan Thailand. Juga di Vietnam bagian selatan. Di Indonesia, pohon ini tumbuh alami di Jawa dan Bali, serta di Timor. Pohon ini juga bagus untuk dijadikan Bonsai,silahkan lihat Gambar Bonsai Pohon Pilang.
Pepagan berwarna putih atau abu-abu kekuningan (leucophloea/pepagan putih), halus, mengelupas dalam helaian panjang; di bagian bawah batang yang tua berubah menjadi kasar, menyerpih dan kehitaman. Ranting-ranting penuh dengan duri-duri yang tajam, panjang hingga 2,5 cm berwarna coklat gelap atau hitam, tapi ada juga yang agak putih tapi jarang. Daun-daun majemuk menyirip berganda, dengan poros 3,5—8,5 cm dan 4—13 pasang sirip. Anak-anak daun 6—30 pasang pada tiap-tiap sirip, seperti garis.
Bunga tersusun dalam bongkol yang hampir bulat, lk. 1 cm diameternya, putih kekuningan; bongkol-bongkol itu selanjutnya berkumpul dalam malai besar di ujung ranting, hingga 30 cm panjangnya. Buahnya polong bentuk garis, lurus atau sedikit lengkung berwarna coklat gelap, mengayu, tidak memecah, berisi 5—12(—20) bijinya pipih berwarna coklat keabu-abuan.
Sebutan lain untuk pohon ini di antaranya adalah: opilan, pélang (Md.); pélang (Bali); kai bèsak, ai bèsak (Rote); dan kabèsa’ (Timor).Pohon ini biasa tumbuh pada tanah-tanah berpasir, tanah berbatu yang tidak subur, tanah kapur, tanah liat organik dan daerah-daerah endapan.
Pilang tumbuh lambat; di tanah yang subur semainya tumbuh hingga 0,6 m pertahun, akan tetapi dengan pengairan pohon ini dapat mencapai tinggi 7–10 m dalam 5-6 tahun. Semai pilang tidak tahan terhadap kompetisi dengan gulma, kebakaran dan pembekuan oleh suhu dingin; akan tetapi jika berhasil tumbuh baik, pilang sangat tahan terhadap gangguan-gangguan itu dan juga kekeringan.
Pilang dapat diperbanyak dengan biji atau cabutan. Biji-biji memerlukan perlakuan pendahuluan sebelum ditanam,yaitu dengan direndam air panas dan dibiarkan selama 24 jam, atau direndam asam sulfat 10-30 menit dilanjutkan dengan air dingin selama 24 jam.Pilang menyebar secara alami di wilayah-wilayah kering India, Srilanka, Bangladesh, Burma dan Thailand. Juga di Vietnam bagian selatan. Di Indonesia, pohon ini tumbuh alami di Jawa dan Bali, serta di Timor. Pohon ini juga bagus untuk dijadikan Bonsai,silahkan lihat Gambar Bonsai Pohon Pilang.