Seni adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan orang lain. Terkadang seni bisa tercipta dari sesuatu yang sudah tak terpakai, menjadikannya sebuah karya yang indah dan hanya bisa diciptakan oleh orang-orang yang memiliki imajinasi tinggi.
Seni bonsai dapat disatukan dengan berbagai elemen kesatuan untuk menciptakan kesan yang dramatis sebagai penyeimbang gerak suatu bonsai,terutama adalah POT/wadah bonsai itu sendiri. Seperti yang dikutip dalam bukunya The Art of Growing and Keeping Miniature Trees, bahwa ada dua kelompok besar dari faktor yang membedakan kualitas visual dari bonsai yang bagus, yakni faktor estetis dan faktor organik. Dengan memperhatikan pertimbangan dari berbagai sumber, kata Wahjudi, maka uraian tentang faktor estetis dan faktor organik dapat dijelaskan sebagai berikut; Yang termasuk faktor estetis diantaranya: Garis, bentuk, tekstur, warna, komposisi, keseimbangan, perspektif, proporsi, pusat perhatian, keselarasan, harmoni dan unity.
Sedangkan faktor organik, diantaranya; Akar, batang, cabang dan ranting, daun, buah dan bunga, wadah atau pot. Artinya, sebagai tanaman hidup maka bonsai memiliki anatomi sendiri. Pada anatomi inilah yang dicoba dibentuk, diolah dan ditata dengan berbagai macam variasi guna mendukung penampilannya. Penilaian terhadap bonsai dilakukan pada masing-masing elemen anatomi tersebut yang kemudian ditentukan berdasarkan standar tersendiri.
Dalam penilaian anatomi bonsai maka perlu diperhatikan berbagai aspek yaitu; Kreativitas dan inovasi (tidak bertujuan negatif atau manipulasi), Gaya dan corak; Geram irama; Keseimbangan anatomi; Keseimbangan optik; dan Penjiwaan.
Indah tak selalunya mahal dan yang mahal belum tentu terlihat indah,salah satunya adalah penggunaan pot dari gentong (tempat air yang terbuat dari tanah liat/gerabah) bekas atau sudah tak terpakai maupun sudah pecah seperti berikut.
Semoga menginspirasi sobat bonsai semua untuk terus berkarya.
Seni bonsai dapat disatukan dengan berbagai elemen kesatuan untuk menciptakan kesan yang dramatis sebagai penyeimbang gerak suatu bonsai,terutama adalah POT/wadah bonsai itu sendiri. Seperti yang dikutip dalam bukunya The Art of Growing and Keeping Miniature Trees, bahwa ada dua kelompok besar dari faktor yang membedakan kualitas visual dari bonsai yang bagus, yakni faktor estetis dan faktor organik. Dengan memperhatikan pertimbangan dari berbagai sumber, kata Wahjudi, maka uraian tentang faktor estetis dan faktor organik dapat dijelaskan sebagai berikut; Yang termasuk faktor estetis diantaranya: Garis, bentuk, tekstur, warna, komposisi, keseimbangan, perspektif, proporsi, pusat perhatian, keselarasan, harmoni dan unity.
Sedangkan faktor organik, diantaranya; Akar, batang, cabang dan ranting, daun, buah dan bunga, wadah atau pot. Artinya, sebagai tanaman hidup maka bonsai memiliki anatomi sendiri. Pada anatomi inilah yang dicoba dibentuk, diolah dan ditata dengan berbagai macam variasi guna mendukung penampilannya. Penilaian terhadap bonsai dilakukan pada masing-masing elemen anatomi tersebut yang kemudian ditentukan berdasarkan standar tersendiri.
Dalam penilaian anatomi bonsai maka perlu diperhatikan berbagai aspek yaitu; Kreativitas dan inovasi (tidak bertujuan negatif atau manipulasi), Gaya dan corak; Geram irama; Keseimbangan anatomi; Keseimbangan optik; dan Penjiwaan.
Indah tak selalunya mahal dan yang mahal belum tentu terlihat indah,salah satunya adalah penggunaan pot dari gentong (tempat air yang terbuat dari tanah liat/gerabah) bekas atau sudah tak terpakai maupun sudah pecah seperti berikut.
Semoga menginspirasi sobat bonsai semua untuk terus berkarya.